Minggu, 19 Mei 2013

Pengertian Klausa Menurut Para Ahli dan Jenis-Jenis Beserta Contohnya


a.        Pengertian
Ada beberapa definisi klausa menurut para ahli bahasa yakni sebagai berikut :
1.      Menurut kridalaksana, klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata, minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.
2.   Ramlan mengatakan bahwa klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas S, P, (O), (Pel), dan  (K).
3.   H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan mengandung unsur predikasi.
4.   Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150).
5.                   Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
      Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa klausa adalah gabungan dari beberapa kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, boleh dilengkapi (objek), (pelengkap), dan (keterangan).
Dari batasan-batasan tersebut dapat diketahui bahwa klausa :
a.      Merupakan deretan kata yang merupakan satuan gramatik, satuan sintaksis atau bentuk linguistik,
b.      Hanya memiliki satu predikat,
c.       Mengandung unsur S P (O) (PEL) (KET),
d.      Belum memiliki intonasi akhir atau tanda baca tertentu.
Jadi tidak semua kelompok kata dapat dikatakan sebagai klausa, karena kata yang membentuk konstruksi klausa harus mengandung  ciri-ciri tersebut.

b.      Jenis-Jenis Klausa
Berdasarkan  distribusi unitnya, klausa diklasifikasikan atas klausa bebas, dan klausa terikat (Cook melalui Tarigan ,2009: 76). Sedangkan menurut Arifin (2008: 34), berdasarkan distribusi satuannya, klausa dapat dibagi menjadi klausa bebas dan klausa terikat.
1.      Klausa Bebas
Klausa bebas dalam kalimat majemuk subordinatif disebut klausa atasan, dan klausa terikat disebut klausa bawahan (Chaer,2009:161). Disebut klausa bebas jika unsur-unsur fungsinya lengkap dan jika diberi intonasi final dapat menjadi kalimat. Sedangkan  klausa terikat unsur-unsur fungsinya tidak lengkap.
      Klausa Bebas adalah klausa yang mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, tidak menjadi bagian yang terikat pada klausa yang lain (Sukini, 2010:44).
      Arifin (2008: 34) mengatakan bahwa klausa bebas adalah klausa yang berpotensi menjadi kalimat lengkap.
Contoh :
a.       mari bernyanyi
b.      Universitas PGRI memperhatikan minat mahasiswa
c.       jangan bersuara
d.      ayah membuat layang-layang
e.       saya akan datang
2.  Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, dan  menjadi bagian yang terikat dari konstruksi yang lain (Sukini, 2010:44).
Cook melalui Tarigan (2009: 52) menjelaskan bahwa Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna; hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna.
Arifin (2008: 34) mengatakan bahwa klausa terikat adalah klausa yang tidak berpotensi menjadi kalimat lengkap, tetapi hanya berpotensi menjadi kalimat minor.
Dari ketiga pendapat tersebut yang menjadi kesepakatan dalam batasan klausa terikat adalah potensinya tidak akan menjadi kalimat sempurna dan tidak dapat berdiri sendiri.
Contoh :
a.       meskipun telah mengumpulkan makalah...
b.      jika hanya menyalin...
c.       biarpun kecil...
d.      karena hari sudah malam...
e.       ...kalau diundang

Berdasarkan  ada tidaknya unsur negasi pada predikat, klausa diklasifikasikan atas klausa positif, dan klausa negatif (Ramlan melalui Sukini, 2010:45).


1.      Klausa Positif
Klausa positif  ialah klausa yang tidak memiliki kata negasi/pengingkaran pada fungsi Predikat.
Contoh:
a.       mereka diliputi oleh perasaan senang
b.      mertua itu sudah dianggap sebagai ibunya
c.       pak ketua hadir hari ini
d.      Lili seorang penari
e.       orang tuanya masih ada
f.       yang dicari hanya dia
2.   Klausa Negatif
Klausa negatif ialah klausa yang predikatnya memiliki unsur negasi. Unsur negasi adalah unsur yang mengandung pengingkaran, seperti kata tidak, tak, bukan, tiada, belum, dan jangan.
Contoh:
a.    orang tuanya sudah tiada
b.   yang dicari bukan dia
c.    pak ketua tidak hadir hari ini
d.   tak seorangpun  yang mau
e.    mertua itu masih belum dianggap sebagai ibunya
f.    mereka bertanding tanpa pelatih

Berdasarkan  kategori pengisi fungsi predikat, klausa diklasifikasikan atas klausa verbal, dan klausa nonverbal (Cook melalui Tarigan, 2009:76). Sedangkan menurut Arifin (2008: 38), berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa verbal dan klausa nonverbal.
Menurut Chaer (2009: 151), berdasarkan  kategori pengisi fungsi P dapat dibedakan adaanya: klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektifal, klausa preposisional, klausa numeral.
Dalam pembahasan ini klasifikasi klausa berdasarkan  kategori pengisi fungsi predikat terdiri dari klausa verbal dan klausa nonverbal. Klausa verbal terbagi menjadi klausa transitif  dan klausa intransitif. Klausa transitif berdasarkan hubungan aktor aksi,diklasifikasikan menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial dan klausa resiprokal. Klausa nonverbal terdiri atas klausa nominal, adjektival, numeral, dan preposisional.
1.      Klausa Verbal
Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja (Sukini, 2010:46). Klausa Verbal adalah klausa yang berpredikat verbal (Tarigan, 2009:77).
Arifin (2008: 38) mengatakan bahwa klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba. Jadi klausa verbal memiliki predikat yang berupa kata kerja.
Contoh:
a. petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
b. dengan rajin, bapak guru memeriksa karangan murid
c. mereka memancing di sungai
d. kita  menyanyi  bersama

Berdasarkan struktur internalnya, klausa verbal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu klausa transitif  dan  klausa intransitif (Tarigan, 2009:77).
Menurut Arifin (2008: 38), klausa verbal terdiri atas klausa verbal aktif transitif dan klausa verbal aktif tak transitif.
a)      Klausa Transitif 
Klausa transitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang menghendaki hadirnya objek(Sukini, 2010:46).
Menurut (Tarigan, 2009:44), Klausa transitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau lebih obyek.
Contoh:
a. Rudi mengagumi Yuli
b. ayah membelikan adik sepatu roda
         Klausa transitif  jika dilihat dari hubungan aktor aksi, dapat pula diklasifikasikan menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial dan klausa resiprokal (Tarigan, 2009:77).
Selanjutnya (Tarigan, 2009:77) menjelaskan dan memberi contoh:
a.      Klausa Aktif
Klausa aktif  adalah klausa yang subyeknya berperan sebagai pelaku atau aktor.
Arifin (2008:38) menjelaskan bahwa klausa aktif transitif adalah klausa yang predikat verbalnya mempunyai sasaran dan/ atau mempunyai objek. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan meng-, meng-/-I, atau meng-/-kan.
Contoh:
saya melarang kamu mencangkul kebun itu
siapa menyaksikan ibu makan nasi itu
dokter menganjurkan ayah minum kopi
b.      Klausa Pasif
Klausa pasif adalah klausa yang subyeknya berperan sebagai penderita. Arifin (2008:39) menjelaskan bahwa klausa verbal pasif adalah klausa yang menunjukkan bahwa subjek dikenai pekerjaan atau sasaran perbuatan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan di-,ter-, atau ber-/-an, atau diawali kata kena.
Contoh:
semua tahu  nasi itu di makan ibu
saya melihat sendiri  kopi itu diminum oleh ayah 
kakak bercukur kurban tertembak
melarikan diri
melepaskan diri
c.       Klausa Medial
Klausa medial adalah klausa yang subyeknya berperan baik sebagai pelaku maupun penderita.
Contoh:
aku menusuk jariku
aku merenungi nasibku
aku menenangkan pikiranku
si Ani mengamati wajahnya sendiri
d.      Klausa Resiprokal
Klausa Resiprokal atau klausa refleksif adalah klausa yang subyek dan obyeknya melakukan perbuatan yang berbalas-balasan (Tarigan,2009: 49).
Contoh:
paman menyuruh saya bersalam-salaman dengan tamu
tetangga, sering mendengar Mak Ari saling caci dengan Mak Indah

b)      Klausa Intransitif 
Klausa Intransitif  adalah klausa yang predikat verbalnya  tidak  memerlukan kehadiran objek (Sukini, 2010:47).
Cook melalui Tarigan (2009: 49) menjelaskan bahwa klausa intransitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan obyek.
Contoh:
a. para siswa berbaris di lapangan
b. matahari terbit di timur
c. ayah pergi ke sawah
2.   Klausa Nonverbal    
Klausa nonverbal adalah klausa yang predikatnya berkategori selain kata kerja. Unsur pengisi fungsi P yang tidak berkategori verbal, antara lain nominal, adjektival, numeral, dan preposisional (Sukini, 2010:46).
Sementara itu Tarigan (2009:50) memberikan batasan bahwa klausa nonverbal adalah klausa  yang  berpredikat nomina, ajektif, atau adverbia. Klausa nonverbal ini dapat pula dibagi atas: klausa statif dan klausa ekuasional.
a)        Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata benda. Elson dan Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa ekuasional adalah klausa yang berpredikat nomina.
Contoh:
a. yang dibeli orang itu sepeda
b. nenekku dukun
c. adiknya dokter
d. atap rumah itu daun rumbia
b)    Klausa Adjektival
Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori kata keadaan. Elson dan Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa statif adalah klausa yang berpredikat ajektif atau yang dapat disamakan dengan ajektif.
Chaer (2009: 158) mengatakan bahwa klausa ajektifal memiliki fungsi wajib S dan P. Klausa ajektifal dapat disusun dari fungsi S yang berkategori N dan fungsi P yang berkategori A.

Contoh:
a. harga buku sangat mahal
b. udaranya panas sekali
c)    Klausa Numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berkategori kata bilangan.
Chaer (2009: 160) mengatakan bahwa klausa numeral adalah klausa yang fungsi P nya diisi oleh frase numeral.
Contoh:
a. kerbau petani itu dua ekor
b. gajinya dua juta sebulan
c. uangnya seratus ribu rupiah
     Klausa numeral lazim digunakan bahasa ragam lisan dan ragam bahasa nonformal. Dalam ragam formal fungsi P akan diisi oleh sebuah verba; dan frase numeral berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
a. kerbau petani itu hanya dua ekor
b. gajinya ada dua juta sebulan
c. uangnya sebesar seratus ribu rupiah
d)    Klausa Preposisional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori kata depan.
Chaer (2009: 159) mengatakan bahwa klausa preposisional adalah klausa yang fungsi P nya diisi oleh frase preposisional.
Contoh:
a. kakak di kampus
b. ibu dan ayah ke pasar
c. berangkatnya dari rumah
Klausa preposisional ini lazim digunakan dalam bahasa ragam lesan dan ragam bahasa nonformal. Dalam ragam formal fungsi P akan diisi oleh sebuah verba; dan frase preposisinya  berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
a. kakak ada di kampus
b. ibu dan ayah berangkat  ke pasar
c. berangkatnya berawal dari rumah
           
Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar